Kota Palu, sebagaimana daerah-daerah pesisir di Sulawesi pada umumnya, memiliki daya tarik wisata alam yang sangat cantik. Namun, sebagai satu-satunya kota di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, objek wisata di Kota Palu banyak juga yang merupakan hasil olah kreativitas manusia. Berikut kami sajikan untuk Anda.
Pantai Talise. Pantai ini ada di Kelurahan Talise, persis menghadap Teluk Palu yang cantik. Pada sore hari, biasanya pantai ini dipenuhi oleh para penjual jagung bakar, pisang goreng, dan lain-lain yang lapak-lapak serta tenda-tendanya banyak didatangi oleh penduduk Palu. Pantai Talise memiliki panorama alam yang indah dan cocok untuk melakukan olahraga air seperti selancar angin (windsurfing) dan ski air (waterski). Di pantai ini juga dapat menikmati pemandangan matahari terbenam (sunset) di sela-sela Gunung Gawalise sambil menyaksikan nelayan memancing atau menjala ikan. Pada malam hari tempat ini banyak dikunjungi masyarakat untuk menikmati udara alam yang sejuk sambil menikmati makanan dan minuman khas daerah seperti jagung bakar dan sarabah.
Taman Ria. Sebenarnya tempat ini bukanlah taman, hanya saja dianggap taman. Taman Ria merupakan tempat rekreasi keluarga di pesisir Teluk Palu yang biasanya ramai dikunjungi pada malam hari dan pagi atau sore hari pada hari libur, sambil menikmati makanan dan minuman khas daerah di sepanjang pesisir pantai serta menikmati pemandangan Teluk Palu.Bumi Roviega. Selain pemandangan di sepanjang pesisir pantai, Kota Palu juga menawarkan pemandangan perbukitan yang sangat cocok untuk dikunjungi baik pada siang maupun malam hari sembari santai melihat Kota Palu dan Teluk Palu yang cantik dari ketinggian. Bumi Roviega adalah salah satu objek wisata yang berupa daerah perbukitan di bagian timur Kota Palu. Dari kawasan Bumi Roviega, dapat menikmati pemandangan alam Teluk Palu dan di kawaan ini juga terdapat arena motor cross, padang golf, pusat kerajinan di lokasi MTQ Jabal Nur, Pusat Industri Kecil (PIK) rumah tangga dan lokasi Perguruan Tinggi Negeri Tadulako (UNTAD).
Cagar Alam Poboya. Cagar alam ini berupa hutan lindung dengan luas areal 1.000 hektar dimana terdapat perkebunan kemiri yang dapat dijadikan objek wisata agro. Dari tempat ini dapat menikmati pemandangan matahari terbit (sunrise) dan pemandangan alam Kota Palu serta Gunung Gawalise yang letaknya berhadapan.
Sou Raja atau Banua Oge. Sou Raja (rumah Raja) adalah rumah adat yang dibangun dengan perpaduan arsitektur Bugis dan Suku Kaili yang masyarakatnya mayoritas mendiami Lembah Napu. Sou Raja dibangun atas prakarsa Raja Yodjokodi pada sekitar abad ke-19 sebelum masehi yang berfungsi sebagai tempat tinggal keluarga raja dan sebagai pusat pemerintahan kerajaan. Sou Raja yang berada di Kelurahan Lere merupakan bekas tempat tinggal Raja Djanggola yang dahulu pernah berkuasa di Palu.
Makam Dato Karama. Dato Karama adalah gelar dari Abdullah Raqie, tokoh yang pertama mengajarkan agama Islam di kalangan suku Kaili di Lembah Palu sekitar awal abad ke-19, masyarakat setempat memberi gelar Dato Karama karena ia memiliki banyak kesaktian. Makam Dato Karama selain mengandung nilai sejarah juga dianggap keramat oleh masyarakat setempat dan pada waktu tertentu masyarakat sering melakukan ziarah ke tempat ini. Di lokasi makam Dato Karama terdapat 21 buah makam, diperkirakan diantaranya terdapat makam istrinya, sedangkan yang lainnya adalah makam pengikutnya.
Kaledo |
Sumber: http://pujiatisari.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar