Kota Palu, barometer pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Puteri Indonesia Mengunjungi Kota Palu
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Enyahlah engkau konflik dari Bumi Tadulako!
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Masjid-masjid Kembali Hidup Ramadhan Ini
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Sentra perikanan di Sulawesi Tengah
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Rabu, 29 Agustus 2012
Sejarah Kabupaten Parigi Moutong
Sejarah Kabupaten Donggala
- Kerajaan Palu
- Kerajaan Sigi Dolo
- Kerajaan Kulawi
- Kerajaan Biromaru
- Kerajaan Banawa
- Kerajaan Tawaili
- Kerajaan Parigi
- Kerajaan Moutong
Sejarah Singkat Kabupaten Sigi
Masa sebelum Hindia Belanda
- Kerajaan Sigi Dolo
- Kerajaan Kulawi.
Panduan Menulis Artikel Bagi Penulis Pemula
Mereka memang harus mengembangkan diri, khususnya kemampuan yang terkait dengan kompetensi diri. Oleh karena itulah, maka mereka mencoba untuk mencari Panduan Menulis Artikel yang efektif.
Teknik Menulis Artikel
Karena merupakan karya non fiksi maka Teknik Menulis Artikel harus lugas, apa adanya serta tidak diberi bumbu-bumbu atau efek-efek sensasi lain yang membuat sebuah karangan tersebut terkesan wah.
Pahamilah Pengertian Keterampilan Menulis Dasar!
Mendalami Definisi Menulis dan Jenis-Jenisnya
Tips Menulis Artikel Populer
Macam Macam Resensi yang Patut Diketahui
Pentingnya Penulisan Jurnal Sebuah Perjalanan
Penulisan Daftar Pustaka Website
Gaya Penulisan Daftar Pustaka
Panduan Menulis Jurnal Ilmiah
Format umum untuk jurnal ilmiah biasanya terdiri dari:
1. Judul;
2. Abstrak;
3. Pendahuluan;
4. Bahan dan metode;
5. Hasil;
6. Pembahasan;
7. Kesimpulan;
8. Daftar pustaka.
Senin, 27 Agustus 2012
Kabupaten dan Kota di Sulawesi Tengah 2012
- Kota Palu
- Kabupaten Banggai Kepulauan
- Kabupatan Banggai
- Kabupaten Morowali
- Kabupaten Poso
- Kabupaten Donggala
- Kabupaten Tolitoli
- Kabupaten Buol
- Kabupaten Parigi Moutong
- Kabupaten Tojo Una-Una
- Kabupaten Sigi
Sabtu, 18 Agustus 2012
Jumat, 17 Agustus 2012
Sebuah Cerita Seorang Penulis
Alhamdulillah, kemarin saya mendapatkan kabar baik lagi dari sebuah penerbit mayor. Salah satu naskah antologi yang saya susun, yang pernah ditolak oleh sebuah penerbit mayor, sebut saja penerbit A, akhirnya diterima oleh penerbit mayor yang lain, sebut saja penerbit B. Tak sampai sebulan setelah penolakan penerbit A, naskah itu diterima di penerbit B.
Ketika mendapatkan penolakan dari penerbit A, mulanya saya terdiam lama. Tak menyangka akan ditolak, karena beberapa buku saya sudah diterbitkan oleh penerbit A. Hubungan dengan editornya juga baik. Saya mengira naskah itu akan lolos sebagaimana naskah-naskah lainnya. Ternyata tidak. Tidak dijelaskan mengapa naskah itu ditolak, ada banyak kemungkinan.
Naskah saya endapkan sehari, sambil mencari-cari penerbit mana yang kira-kira mau menerima naskah itu. Selama ini, saya sudah banyak mengumpulkan daftar-daftar penerbit yang menerima naskah berbagai genre. Saya buka-buka lagi daftar itu. Beberapa penerbit pernah saya jajaki, beberapa yang lain belum pernah. Akhirnya, saya memutuskan pilihan pada penerbit B, karena ada seorang teman penulis yang naskahnya lolos di penerbit itu. Saya tidak optimis bahwa naskah akan diterima, karena naskah saya dengan naskah teman saya itu berbeda genre. Saya pikir, wajarlah kalau naskah teman saya itu diterima, karena peluang pasarnya cukup besar. Sebuah naskah picbook untuk anak-anak. Sedangkan naskah saya itu berbentuk antologi. Apalagi saya belum pernah mengirimkan naskah ke penerbit itu.
Dua naskah saya yang ditolak oleh penerbit A, keduanya berbentuk antologi. Jadi, saya pikir, penerbit sudah tidak mau menerima naskah antologi mengingat sudah banyak naskah serupa di pasaran. Akan tetapi, bismillah, saya mantapkan niat untuk memasukkan naskah antologi itu ke penerbit B. Dan…. Subhanallah…. Tidak sampai seminggu, saya sudah mendapatkan jawaban dari penerbit B bahwa naskah diterima.
Saya salut dengan teman-teman penulis, terutama penulis pemula, yang menggunakan jasa indie/ self publishing. Saya juga pernah mencobanya. Tetapi, sejauhmana kesiapan teman-teman untuk menerbitkan dan memasarkan buku sendiri? Kebanyakan bukunya tidak terjual optimal, karena hanya dipasarkan melalui online, dan penulisnya juga tidak giat memasarkannya. Berdasarkan diskusi dengan teman-teman, kebanyakan penulis pemula “terpaksa” menggunakan jasa self publishing karena “takut” menawarkan naskahnya ke penerbit mayor. Takut ditolak, tentu saja. Selain itu, juga tidak tahu bagaimana menghubungi penerbit mayor. Bahkan, ada yang tidak tahu penerbit mayor apa saja yang bisa dihubungi. Padahal, di blog saya ini banyak daftar penerbit yang bisa dipilih, lho.
Sebagai penulis yang sudah sering menawarkan naskah ke penerbit dan sering mendapatkan imel penolakan, sampai hari ini saya juga masih gemetar bila mendapatkan imel jawaban dari penerbit; apakah naskah diterima atau ditolak. Ternyata, meskipun saya sudah kenal editornya dan beberapa buku juga sudah diterbitkan oleh penerbit yang bersangkutan, belum tentu naskah saya yang berikutnya bisa mudah lolos seleksi. Tetap saja masih diseleksi sesuai selera penerbit.
Dan… meskipun saya belum pernah mengirimkan naskah ke penerbit yang bersangkutan, contohnya penerbit B, bila naskah saya itu memenuhi selera penerbit, ya pasti diterima. Jadi, intinya, bukan nama dan pengalaman penulis yang menentukan diterima atau tidaknya sebuah naskah, melainkan selera penerbit terhadap naskah itu. Memang ada sih penulis yang naskahnya mudah diterima penerbit, karena nama dan pengalamannya, tetapi saya belum mencapai level itu.
Dulu, saya pernah dimintai tolong oleh seorang penulis pemula untuk memasukkan naskahnya ke penerbit mayor. Dengan catatan, meskipun itu buku antologi yang dia susun, nama yang di kover boleh dicantumkan nama saya. Dia yakin bahwa dengan pengalaman saya menerbitkan buku di penerbit mayor, saya pasti bisa meloloskan naskah itu. Wah, padahal, saya juga masih taraf penulis yang harus berjuang menawarkan naskah. Ada kalanya naskah ditolak, ada kalanya diterima. Maka, saya menolak tawarannya itu. Saya yakin dia juga pasti bisa memperjuangkan naskahnya di penerbit mayor.
Setiap penulis memulai dari nol. Saya juga demikian. Saya pernah menjadi pemula, yang tidak tahu apa-apa. Tidak tahu bagaimana cara mengirim naskah ke penerbit dan dikirimkan ke mana. Saya mencaritahu melalui web penerbit yang bersangkutan. Saya kumpulkan daftar-daftarnya dan pelajari tata cara pengirimannya, dan bismillah… semuanya hasil coba-coba. Namanya coba-coba, ada yang gagal, ada yang berhasil. Kalau gagal, saya kirimkan ke penerbit lain.
Setiap usaha, tidak akan berhasil, kalau takut mencoba. Berusaha itu ada dua kemungkinan; berhasil dan gagal. Kalau tidak berusaha, kemungkinannya hanya satu; gagal. Macam-macam reaksi penerbit saat menerima naskah. Ada yang memberikan konfirmasi dalam sehari, sebulan, ada juga yang tidak memberikan konfirmasi apa-apa. Kalau penerbit tidak memberikan konfirmasi sampai sebulan, ya kirimkan saya ke penerbit lain, tidak usah tunggu jawaban dari penerbit yang sebelumnya. Kalau tiba-tiba penerbit itu memberikan jawaban diterima, sementara naskah kita sudah diterima di penerbit lain, bilang saja sejujurnya, karena kita sudah memberikan waktu konfirmasi selama sebulan.
So, tidak usah takut mengirimkan naskah ke penerbit, karena redaksi penerbit juga manusia. Sama-sama makan nasi. Kalau ditolak, kirimkan saja ke penerbit lainnya. Di blog ini ada banyak daftar penerbit yang saya bagikan untuk teman-teman. Sebenarnya kalau kita mau googling, informasi seperti itu mudah ditemukan. Selamat berjuang, teman-teman… saya juga masih berjuang, kok….
Tiga dari bukuku yang berhasil diterbitkan oleh penerbit mayor, semuanya hasil coba-coba kirim; A Sweet Candy for Teens, Gado-Gado Poligami, dan Catatan Hati Ibu Bahagia.
Sumber: http://leylahana.blogspot.com/2012/05/motivasi-menulis-mengapa-takut.html
Oleh Leyla Hana
Langkah-langkah Menulis Berita
Setelah menentukan LEAD untuk tulisan, kita perlu menginterventarisasi jenis-jenis keterangan yang telah dikumpulkan di lapangan, yaitu JALAN CERITA dari PERISTIWA yang hendak kita laporkan. Hasil investarisasi inilah yang perlu dibongkar pasang sampai terasa pas dengan JALAN CERITA yang ditemukan.
Itulah pula yang jadi sub judul dari berita. Setelah merumuskan LEAD, mulailah kita menata BADAN BERITA. Satu hal yang perlu diingat ialah tempatkanlah hasil inventarisasi yang kurang penting di bagian belakang berita. Semakin kurang penting unsur inventarisasi, semakin ke belakang tempatnya dalam berita. Inilah yang disebut dikenal dengan cara PIRAMIDA TERBALIK.
Singkatnya, ada resep yang bisa Anda tuliskan sebagai berikut:
- Tulislah lead yang “bicara”, yang “bercakap”. Tulislah berita seperti layaknya Anda mengisahkannya secara lisan,
- Tulislah lead pendek, paling banter 30 kata, atau tiga baris ketikan,
- Bila pikiran mulai agak kacau ketika menulis, pilah-pilah lead Anda yang rumit itu dalam dua/tiga kalimat,
- Sebisa mungkin gunakanlah kalimat pernyataan yang sederhana. Usahakan tak lebih dari 20 kata.
- Gunakan kata-kata sederhana, bukan yang berkabut.
- Hindarkan kata-kata teknis, atau istilah asing yang kurang perlu,
- Usahakan kata-kata konkret, “Jangan katakan, tapi tunjukkan”,
- Sebanyak mungkin pakai kata kerja yang aktif, yang menggembarkan tindakan, gerak. Sebisa mungkin hindari kata-kata sifat.
- Berkisahlah untuk pembaca, dan
- Berkisahlah seperti melukis.
Lead pada Feature
Hubungan antara lead dan sudut berita begitu memaksa reporter untuk memikirkan lead sejak masih di lapangan. Bahkan, penentuan lead di lapangan sangat membantu mengarahkan pengumpulan bahan. Di bagian ini akan kita coba uraikan 16 buah lead disertai contoh yang membantu.
1. Lead PASAK (Peg)
Apakah yang menjadi gara-gara atau pelatuk peristiwanya? Misalnya, ada berita seorang Ibu yang putus asa karena ditinggal suami kawin lagi. Nah, pelatuk peristiwa inilah yang akan menjadi lead.
Putus asa karena ditinggal suami yang kawin lagi, seorang Ibu tega menggantung tiga anaknya kemarin siang di Cipanas. Ketiga korban berumur 4, 6, dan 8 tahun itu masih berpakaian seragam sekolah lengkap.
2. Lead KONTRAS
Ada berita terpilihnya TD Pardede sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia di sebuah hotel mewah di Jakarta. Padahal, TD Pardede sedang berada di Medan. Selama ini TD Pardede dikenal orang sederhana, tidak kaya, namun ia terpilih sebagai ketua lembaga yang prestise.
Di Medan, di kantor yang modern ber-AC, di balik meja tua yang sudutnya bekas terbakar, TD Pardede menerima pemilihannya sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Tekstil Indonesia. Berita itu disampaikan dengan telepon tadi malam dari Jakarta, tempat pemilihan itu berlangsung.
3. Lead PERTANYAAN
Ada berita tentang pemberantasan minuman keras di beberapa kota.
Berapa ratus Baileys-kah untuk memulihkan sebuah kebahagiaan? Bismoko (45) bukan nama sebenarnya, salah seorang peminum berat yang kepergok kemarin di salah satu bar Jakarta, menjawab dua botol sekali minum, dua kali sehari, 25 hari sebulan. Ia seorang pengusaha (rekanan pemerintah) yang sukses, tetapi seorang suami yang malang, menurut pengakuannya.
4. Lead DESKRIPTIF
Ada berita tentang gempa bumi yang terjadi di Jakarta. Peristiwa itu terjadi akibat adanya pergeseran lapis bumi di Pantai Pelabuhan Ratu.
Gedung […] masih mencakar langit sampai jam 14.35 kemarin, ketika tiba-tiba puncaknya gemetar, hanya satu menit, lalu retak kecil membelah dari atas sampai ke bawah. Tidak seorang pun penghuninya sempat berteriak, tahu-tahu gedung itu sudah berubah jadi puing berlepotan darah, korban gempa berkekuatan gempa pada skala Richter
5. Lead STAKATO
Ada berita tentang perebutan Piala Tommy dalam lomba balap mobil. Ada lima finalis yang dijagokan dalam ajang bergengsi itu.
Wus, wus, wus! Lima mobil balap serentak meraung. Kuning-merah-hijau-putih-hitam. Hayo, hayo, hayo! Penonton serentak berteriak dan berjingkrak. Laki-perempuan-tua-muda. Urutan warna tidak berubah. Finish! Mobil kuning sudah pasti menang setelah tikungan maut itu, kemarin sore di sirkuit Sentul.
6. Lead LEDAKAN
Seorang lelaki keriput bagai buah markisa tua tertatih-tatih di tengah peserta seminar parapsikologi kemarin di Jakarta. Tiba-tiba sidang gempar. Lelaki itu menghamburkan serbuk merica ke seluruh ruangan, menyebabkan orang ramai bersin. Dengan itulah seminar resmi dibuka.
7. Lead FIGURATIF
Bagai siang memeluk malam, begitulah perkawinan Firman (27) dan Fiona (54) kemarin sore di Cibubur. Beda usia yang besar tampak tidak mampu membedakan, malah menyamakan keduanya.
8. Lead EPIGRAM (Ungkapan khas)
Sudah diberi hati minta jantung pula. Seorang suami diancam cerai oleh istrinya di PN Jakarta Pusat kemarin pagi. Suami itu dituduh memperkosa anak tirinya, anak si istri dari perkawinan terdahulu, sementara istri membanting tulang dengan berjualan di pasar. Si suami menolak tuduhan. Katanya malah dirinya yang dipaksa oleh anak tirinya.9. Lead LITERER
Kisah Si Kabayan terulang di Ciputat kemarin sore. Seorang lelaki muda dituduh oleh penduduk mencuri sapi. Lelaki itu membantah. Alasannya, dia hanya memungut tali jerami yang melintang di jalan. Bukan salahnya, kata lelaki itu, jika di ujung tali tersebut terikat seekor sapi.
10. Lead PARODI
Gara-gara terlalu bersemangat mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatan olahraga, rumah pun disatroni maling. Itulah yang menimpa keluarga X ketika seisi rumahnya, termasuk pembantu, meninggalkan rumah untuk lari di Monas Minggu pagi.
11. Lead KUTIPAN
“Akan saya gebuk,” kata Presiden Soeharto kemarin di Boyolali, mereka yang mencoba mengganti presiden dengan cara-cara yang tidak konstitusional.
12. Lead DIALOG/PERCAKAPAN
“Betulkah Saudara mencuri sapi?”
“Tidak Pak Hakim. Saya hanya menarik tali. Eh, tahu-tahu ada anak sapi di ujungnya.” Begitulah dialog hakim dan tersangka kemarin siang di PN Jakarta Selatan.
13. Lead KUMULATIF
Lead kumulatif menyajikan peristiwa secara berurut, membawa pembaca sampai pada antiklimaks peristiwa.
Polisi menerima laporan seorang gadis di Menteng, Jakarta Pusat kemarin sore. Konon di rumahnya ada cairan nitrogliserin, bahan pokok pembuat bom. Sepasukan polisi segera datang menggeledah kulkas, tempat cairan itu. Si gadis mengatakan, ia panik saat menerima botol itu dari temannya dan disuruh untuk melemparkannya pada siapa pun yang berani mengganggu. Ketika polisi menemukan dan memeriksanya, benda itu ternyata cuma lem.14. Lead SUSPENSI (sama persis dengan lead no 14)
15. Lead URUTAN (idem ditto)
16. Lead SAPAAN
Anakku, bagaimana kabarmu di sekolah? Apakah kamu senang belajar bersama teman-temanmu? Ah, tentu kamu senang belajar membaca, menulis, bermain di taman, dan sebagainya. Kisah berikut ini ternyata cuma mimpi bagi Syafitri Mutia, putri kedua Menteri Komunikasi dan Informasi Dr Sofyan A Djalil.
Sumber: http://writingsdy.wordpress.com
Kamis, 16 Agustus 2012
Ekonomi Sulteng Tumbuh 2,68 Persen
Dari sisi produksi, struktur PDRB Sulawesi Tengah pada kuartal kedua tahun ini masih didominasi sektor pertanian dengan kontribusi mencapai 36,33 persen. Sementara itu sektor jasa-jasa memiliki andil 18,20 persen serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran 12,34 persen. Sektor-sektor lainnya masih dibawah 10 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2012 (q to q) sebesar 2,68 persen bersumber dari sektor pertanian 1,50 persen; jasa-jasa 0,99 persen; keuangan, real estat dan jasa perusahaan 0,45 persen; konstruksi 0,40 persen; perdagangan hotel dan restoran 0,30 persen; pengangkutan dan komunikasi 0,19 persen; industri pengolahan 0,11 persen; dan yang terkecil adalah listrik, gas dan air bersih sekitar 0,02 persen. Adapun sumber pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian minus 1,27 persen.
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tengah
Juli, Palu Inflasi 1,86 Persen
Pada kesempatan tersebut, Ibram juga menjelaskan bahwa laju inflasi tahun kalender (Juli 2012) sebesar 4,19 persen, sementara laju inflasi “year on year” (Juli 2012 terhadap Juli 2011) sebesar 5,50 persen.
Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Tengah
Rabu, 15 Agustus 2012
Landmark Penting Kota Palu
Yang pertama, tentu saja Jembatan Palu. Jembatan ini biasa disebut dengan jembatan IV karena merupakan jembatan besar ke-empat yang dibangung di Kota Palu.
Kedua, Tugu Kuda Talise. Dari landmark ini, beberapa tempat strategis dengan mudah dapat dijangkau. Pantai Talise, Hotel Palu Golden, Rumah Sakit Undata, hingga beberapa kampus swasta semua dekat dengan tugu kuda ini.
Menulis Feature
Secara sederhana feature adalah tulisan khas. Sebenarnya belum ada rumusan khusus tentang apa itu feature. Ahli jurnalistik pun belum menemukan kata sepakat. Salah satu jurnalis, yang menulis buku "Jurnalistrik Praktis", Asep Syamsul M Romli, merumuskan beberapa ciri feature:
- Tulisan mengandung unsur human interest. Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi—menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch—menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi.
- Tulisan mengandung unsur sastra. Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
• Kreativitas (dalam hal menciptakannya),
• Informatif (dalam hal isinya),
• Menghibur (dalam hal gaya penulisannya), dan
• Boleh subjektif (dalam hal cara penuturannya).
Jenis-jenis Feature
Feature yang ditulis di surat kabar sangat beragam. Paling sedikit, ada tiga macam feature, yakni:
- feature berita (news features),
- feature ilmu pengetahuan (science feature), dan
- feature minat manusia (human interest features).
Pertama, feature berita biasanya muncul bersamaan dengan terjadinya suatu peristiwa. Dalam hal ini, news features lebih membicarakan kejadian dari peristiwa tersebut dengan disertai proses timbulnya kejadian itu.
Kedua, features ilmu pengetahuan biasanya dikemukakan dengan cukup berbobot. Ciri tulisan ini ditandai oleh kedalaman pembahasan dan objektivitas pandangan yang dikemukakan. Features jenis juga bisa kita baca di beberapa koran dan majalah, seperti Kompas, Tiara, Trubus, Intisari, Info Komputer, dsb.
Ketiga, features minat manusia yakni jenis features yang lebih banyak menuturkan situasi yang menimpa orang, dengan cara penyajian tulisan yang menyentuh hati dan menyentil perasaan.
Mengingat features itu pada dasarnya lebih mengandalkan pada tuturan kejadian, situasi, peristiwa, atau proses juga terjadinya suatu peristiwa, maka dalam menyajikan tulisan, features harus jelas dan juga logis (masuk akal). Selain itu, features janganlah bersifat menggurui dan sejenisnya. Diharapkan, penulisan features akan lebih menarik jika ia dibiarkan bercerita sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
Cara menulis feature
Menulis features pada intinya seperti menulis berita di surat kabar (baca hard news, ‘berita lempang’). Artinya, ia harus mengandung enam unsur berita, yakni (1) What, (2) Who, (3) When, (4) Where, (5) Why, dan (6) How. Rumusan ini biasa disingkat menjadi “5W 1H”.
Sebetulnya hampir sama dengan teknik menulis artikel lainnya, hanya saja dalam menulis feature kita dituntut untuk lebih ‘menyentuh’ dan memberikan nuansa lain dari sekadar sebuah berita. Itu sebabnya, feature bisa berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya, memberi latar belakang suatu peristiwa, menyentuh perasaan dan mengharukan, menghidangkan informasi dengan menghibur, juga bisa mengungkap sesuatu yang belum tersiar sebagai berita.
Yang perlu mendapat perhatian dalam penulisan feature ini, adalah lead yang menarik. Lead dalam feature inilah yang sepertinya penting, meski bukan pokok memang. Bahkan jangan lupa, selain lead, kita juga harus membuat tubuh dan endingnya dari tulisan tersebut. Sangat boleh jadi ‘ending’ sebuah feature sama pentingnya dengan lead. Jadi rasa-rasanya harus bisa menarik dan menggoda pembaca. Misalnya memberikan kesimpulan atau mungkin ada ‘celetukan’ atau sindiran yang menggoda pembaca. Di sinilah editor biasanya paling pusing untuk memotong tulisan jenis feature, nggak gampang lho. Sama sulitnya dengan ‘mengobrak-abrik’ naskah cerpen. Kenapa? Karena semua bagian dalam feature itu penting. Itu saja.
Harus diakui bahwa yang terpenting dalam pembuatan tulisan berjenis feature ini adalah lead. Kekuatannya ada di sana. Lead ibarat pembuka jalan. Jadi upayakan benar-benar menarik dan mengundang rasa penasaran pembaca untuk terus membaca. Sebab, gagal dalam menuliskan lead pembaca bisa ogah meneruskan membaca. Gagal berarti kehilangan daya pikat. Itu sebabnya, penulis feature harus pintar betul menggunakan kalimatnya. Bahasa rapi, terjaga, bagus dan kelihaian dalam cara memancing itu haruslah jitu. Memang sih, tak ada teori yang baku tentang menulis lead sebuah feature. Semuanya berdasarkan pengalaman dan juga perkembangan.
Sebelum menginjak ke tahap PENULISAN, ada baiknya kita tahu tahap-tahap sebelumnya. Seorang wartawan/penulis yang baik, setidaknya mesti melakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Menemukan peristiwa dan jalan cerita,
2. Cek, ricek, dan triple cek jalan cerita,
3. Memastikan sudut berita (point of view),
4. Menentukan lead atau intro/bagian pembuka, dan
5. Menulis berita
Sumber:
Sejarah Kota Palu
Kota Palu sekarang ini adalah bermula dari kesatuan empat kampung, yaitu : Besusu, Tanggabanggo (Siranindi) sekarang bernama Kamonji, Panggovia sekarang bernama Lere, Boyantongo sekarang bernama Kelurahan Baru. Mereka membentuk satu Dewan Adat disebut Patanggota. Salah satu tugasnya adalah memilih raja dan para pembantunya yang erat hubungannya dengan kegiatan kerajaan.
Destinasi Wisata Kota Palu
Belajar Menulis
Pertama, jadikan menulis sebagai bentuk ibadah. Menulis sebagai ibadah identik dengan menulis sebagai wujud bakti kepada Tuhan. Bakti kepada Tuhan tak melulu berbentuk pemujaan atau sembahyang, bahkan juga dengan berbuat baik terhadap sesama. Berbuat baik kepada sesama dengan cara beramal pengetahuan melalui karya tulis adalah wujud dari ibadah atau sujud bakti kepada Tuhan. Dengan menjadikan ativitas menulis sebagai ibadah, maka kita akan merasa dan meyakini bahwa menulis adalah cara kita melaksanakan perintah Tuhan. Kita pun bisa menulis dengan tulus dan jujur. Kita pun bisa menulis dengan ringan, tanpa beban, bahkan dapat menjalani aktivitas ini dengan penuh cinta.
Kedua, jadikan menulis sebagai alat perjuangan. Penulis dalam menulis harus mempunyai visi yang jelas. Apa goal penulisan kita? Dalam hubungan ini, kembali ke pertanyaan awal: apakah kita benar-benar ingin menjadi penulis? Jika jawabannya ‘ya’, maka ada kewajiban lanjutnya, yakni komitmen. Komitmen untuk terus dan terus menulis secara kontinu. Dengan terus-menerus menulis, niscaya kemampuan menulis kita akan kian baik, ide-ide yang disampaikan akan dapat dengan mudah diwujudkan ke dalam bahasa tulis. Tak jadi masalah lagi bagaimana cara menuliskan ide/gagasan.
Baru setelah itu, kita dapat menjadikan menulis sebagai alat perjuangan. Alat perjuangan apa? Misalnya, alat perjuangan untuk turut membangun kecerdasan bangsa. Ini ide besarnya. Lebih spesifik lagi, alat perjuangan untuk ikut serta memajukan dunia kesehatan. Lebih mikro lagi: untuk memajukan kesehatan ibu dan anak. Atau, untuk memajukan dunia pendidikan. Lebih mikronya: pendidikan dasar sembilan tahun. Begitulah misalnya. Masing-masing dari kita bisa menentukan untuk apa sejatinya kita menulis.
Ketiga, jadikan menulis sebagai pilihan hidup. Sebagai sebuah pilihan hidup, menulis tak lagi menjadi sekadar hobi yang dilakukan sesekali saja itu pun kalau ada mood. Kalau tak ada mood atau gairah menulis, ya sudahlah, nggak usah menulis. Sebagai pilihan hidup, maka menulis menjadi bagian dari tugas dan kewajiban keseharian yang mesti dilakoni. Menulis dipandang sebagai pekerjaan atau profesi yang memikat dan bersedia dengan ikhlas bertekun di dalamnya, mengikuti proses, dan pada akhirnya mendapatkan hasil dari kerja penulisan. Sebagai pilihan hidup, menulis akan mendatangkan hasil-hasil nyata: artikel dan buku yang terpublikasi, dan perlbagai bentuk naskah lainnya yang tak ternilai harganya.
Jelaslah bahwa untuk memperkuat motivasi menulis, kita dapat memandang menulis sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan, sebagai alat perjuangan mewujudkan visi, dan pilihan hidup. Nah, bagaimana dengan kita? Adakah motivasi menulis itu demikian kuatnya dalam diri kita?
Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/19/tiga-kiat-memperkuat-motivasi-menulis/
Oleh I Ketut Suweca , 19 Oktober 2011